AKUNWEB66 – PT LIB dan PSSI Kutuk Rasisme di Sepakbola

Malut United mengalahkan Persib Bandung 1-0 dalam laga Liga 1 2024/2025 di Stadion Gelora Kie Raha.
Foto: Malut United mengalahkan Persib Bandung 1-0 dalam laga Liga 1 2024/2025 di Stadion Gelora Kie Raha. (Dok Malut United)


Jakarta

Yance Sayuri dan Yakob Sayuri mendapatkan serangan rasial usai laga Malut United vs Persib Bandung. PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI mengutuk perilaku buruk itu.

Malut United vs Persib berlangsung di Stadion Gelora Kie Raha Ternate, Jumat (2/5/2025). Tuan rumah menang 1-0 lewat gol Wahyu Prasetyo.

Kebahagiaan Malut ternodai setelah pemainnya, Sayuri bersaudara, mendapatkan serangan rasial di media sosial. PT LIB selaku operator Liga 1 angkat suara.


“Kami mengutuk keras segala bentuk rasisme di dunia sepakbola. Tindakan ini tidak hanya menyakiti individu, tetapi juga mencederai semangat sportivitas dan persatuan yang menjadi fondasi kompetisi,” ungkap Direktur Utama LIB, Ferry Paulus, dalam keterangan persnya.

“Sepakbola adalah ruang inklusif, tempat perbedaan dirayakan. Rasisme tidak boleh mendapat tempat, baik di stadion maupun di ruang digital. Kami akan memperketat pengawasan dan terus mendorong edukasi bagi suporter serta semua pihak yang terlibat,” tambah Ferry Paulus.

LIB menyatakan siap bekerja sama dengan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), klub, dan otoritas hukum untuk memastikan pelaku tindakan rasisme ditindak tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

LIB mendorong penyelidikan terhadap akun-akun yang terlibat dalam ujaran rasis. LIB juga akan mengkaji penguatan regulasi anti-diskriminasi di kompetisi Liga 1 dan Liga 2, serta menyelenggarakan kampanye edukasi bersama klub dan komunitas suporter.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, juga sudah angkat bicara. Dia menegaskan selalu menolak rasisme dalam bentu apa saja.

“Saya selalu menolak rasisme dalam bentuk apa pun di sepakbola. Tidak boleh ada perlakuan, ujaran, atau apa pun yang berbau rasisme dalam sepakbola, khususnya di Indonesia. Tidak ada tempat bagi rasisme di dunia,” Erick menegaskan.